Selasa, 17 Desember 2019

MAKALAH PERILAKU MENYIKAT GIGI

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) dan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tapi juga dapat diukur dari aspek produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau penghasilan secara ekonomi (Notoatmodjo. 2012).
Kesehatan mulut merupakan bagian yang fundamental dari kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan mulut yang dimaksud saat ini adalah daerah rongga mulut, termasuk gigi dan struktur serta jaringan pendukungnya yang terbebas dari rasa sakit, serta berfungsi secara optimal. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi, aktivitas serta penurunan produktifitas kerja yang tentunya mempengaruhi kualitas hidup (Sriyono, 2009).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat, kebiasaan menggosok gigi merupakan hal terpenting, berdasarkan data waktu menyikat gigi menunjukkan bahwa perilaku peliharaan dari masyarakat Indonesia dalam kesehatan mulut masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 91,1% penduduk Indonesia sudah menyikat gigi, namun hanya 7,3% yang berperilaku benar dalam menyikat gigi (Mikail, 2011).
Keterampilan menggosok gigi harus di ajarkan dan ditekankan pada  disegala umur terutama anak sekolah, karena pada usia itu mudah menerima dan menanamkan nilai-nilai dasar. Anak sekolah memerlukan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting untuk menunjang kesehatan, terutama pada anak yang memiliki tingkat kebersihan gigi mulut rendah dan keterampilan dalam menggosok gigi kurang, diharapkan agar dapat mengubah perilaku dari yang merugikan kesehatan dan norma yang sesuai dengan kesehatan. (Dewi dan Sekar Arum, 2011).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yang perlu dilakukan secara berkesinambungan agar mendapat hasil yang optimal. Dalam pendidikan kesehatan dikenal metode pendidikan yang merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan kegiatan yang berfungsi untuk menyalurkan pesan kesehatan gigi kepada sasaran pendidikan (Sadiman, 2005). Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Diantaranya metode simulasi dan metode audiovisual  Sunariyo (2015).
Metode Audio Visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian Ika dan Iwan pada tahun (2014) dengan judul penelitian pengaruh media audio visual (Video) terhadap hasil belajar siswa, yang mengatakan bahwa menggunakan metode Audio visual lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
B.       Rumusan Masalah
Bagaimanakah perilaku menyikat gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audio visual dan simulasi ?

C.      Tujuan
Untuk mengetahui perilaku menyikat gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audio visual dan simulai




D.      Manfaat
1.      Bagi masayarakat umum dapat dijadikan sebagai informasi, pengetahuan sekaligus pendidikan sebagai dasar pemahaman pengetahuan dan sikap untuk mendukung dalam penerapan pentingnya penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut.
2.      Bagi instansi terkait kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan sebagai salah satu acuan pengembangan aplikasi dari teori keperawatan khususnya keperawatan anak untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan pemberian penyuluhan kesehatan.
3.      Bagi mahasiswa diharapkan mampu dijadikan sumber informasi dan tambahan referensi mengenai pemberian penyuluhan dengan metode khususnya metode audio visual.



4.       
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perilaku
1.      Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku dari segi biologis menurut Notoatmodjo (2011), adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat diartikan sebagai suatu aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antar lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran, dan motivasi.
Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a.         Perilaku Tertutup (cover behavior)
Perilaku tertutup terjadi apabila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
b.        Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka terjadi apabila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar.
2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012), kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes).
Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni:
a.         Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b.        Faktor pendukung (enabling factor)
Faktor ini mencangkup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit (RS), Poliklinik, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Poliklinik Desa (Polindes), Pos Obat Desa, dokter atau bidan praktik swasta. Masyarakat perlu sarana dan prasarana pendukung untuk berprilaku sehat.
c.         Faktor pendorong (reinforcing factors)
Faktor ini merupakan faktor sikap dan prilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan.
3.      Proses Perubahan Perilaku
Menurut Hosland dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa perubahan perilaku pada hakekatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:
a.         Stimulus (rangsangan) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak, apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini, tetapi bila stimulus diterima oleh organisme bearti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
b.        Stimulus telah mendapat perhatian dari organisme maka stimulus akan dimengerti dan dilanjutkan kepada proses selanjutnya.
c.         Organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya atau bersikap.
d.        Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut atau perubahan perilaku.
4.      Perilaku Menyikat Gigi
Menurut Sihite (2011), perilaku menyikat gigi dipengaruhi oleh:
a.       Cara menyikat gigi
b.      Frekuensi menyikat gigi
c.       Waktu menyikat gigi
d.      Alat dan bahan menyikat gigi

B.       Menyikat Gigi
1.         Pengertian menyikat gigi
Menyikat gigi adalah tindakan untuk membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak di mulut (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010).
2.         Tujuan menyikat gigi
Menurut Ramadhan (2012), ada beberapa tujuan menyikat gigi yaitu:
a.         Gigi menjadi bersih dan sehat sehingga gigi menjadi nampak lebih putih.
b.        Mencegah timbulnya karang gigi, gigi berlubang, dan lain sebagainya.
c.         Memberikan rasa segar pada mulut.
3.         Frekuensi menyikat gigi
Menurut Manson dalam Putri, Herijulianti, Nurjannah (2010), berpendapat bahwa menyikat gigi sebaiknya dua kali sehari yaitu, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Lama menyikat gigi dianjurkan dua sampai lima menit dengan cara sistemis supaya tidak ada gigi yang terlewatkan yaitu mulai dari anterior ke posterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainya.

4.         Peralatan dan bahan menyikat gigi
a.         Sikat gigi
b.        Pasta gigi
c.         Gelas kumur
d.        Cermin
5.         Cara menyikat gigi
Menurut Sariningsih (2012), cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
a.         Siapkan sikat gigi yang kering dan pasta gigi yang mengandung fluor, banyaknya pasta gigi sebesar butir kacang tanah.
b.        Kumur-kumur dengan air sebelum menyikat gigi.
c.         Pertama-tama gigi rahang bawah dimajukan ke depan sehingga gigi-gigi rahang atas merupakan sebuah bidang datar. Kemudian sikatlah gigi rahang atas dan gigi rahang bawah dengan gerakan ke atas dan ke bawah.
d.        Sikatlah semua dataran pengunyahan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek. Menyikat gigi sebaiknya 8x gerakan untuk setiap permukaan gigi
e.         Sikatlah gigi yang menghadap ke pipi dengan gerakan naik turun sedikit memutar.
f.         Sikatlah permukaan gigi depan rahang bawah yang menghadap ke lidah dengan gerakan arah sikat keluar dari rongga mulut.
g.        Sikatlah permukaan gigi belakang rahang bawah yang menghadap ke lidah dengan gerakan mencongkel ke luar.
h.        Sikatlah permukaan gigi depan rahang atas yang menghadap ke langit-langit dengan gerakan sikat mencongkel keluar dari rongga mulut.
i.          Sikatlah permukaan gigi belakang rahang atas yang menghadap ke langit-langit dengan gerakan mencongkel.
6.        Akibat tidak menyikat gigi
Hal-hal yang terjadi akibat tidak menyikat gigi, yaitu:
a.         Bau Mulut
b.         Karang Gigi
c.         Gusi Berdarah
d.        Gigi berlubang

C.      Media Audio Visual
1.      Pengertian Media Audio Visual
Dilihat dari etimologi kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin, 1986).
Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Asyhar tahun 2011 mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
2.      Karakteristik Media Audio Visual
Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Menurut Arsyad tahun 2011 mengemukakan bahwa media audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       Mereka biasanya bersifat linear.
b.      Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
c.       Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.
d.      Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak.
e.       Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
f.       Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
3.      Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Menurut Arsyad tahun 2011 mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut.
a.       Kelebihan media audio visual :
1)        Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa.
2)        Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu.
3)        Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan video menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya.
4)        Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5)        Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
6)        Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun homogeny maupun perorangan.
7)        Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
b.      Kelemahan media audio visual:
1)        Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2)        Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
3)        Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Dari uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran.

D.      Oral Health Promotion Based On Audio Visual
1.      Tanggapan Responden Tentang Lagu MOGIGU
Menurut responden khususnya anak, Lagu MOGIGU ini cukup bagus hanya saja lagunya terlalu panjang dan dengan tempo yang cukup cepat sehingga sulit untuk diingat dan perlu diulang berkali-kali untuk dapat memahani lagu tersebut.

2.      Tabel Checklist
Tabel ini diberikan kepada orang tua responden yang digunakan sebagai tanda jika responden sudah menyikat gigi. Jika responden sudah menyikat gigi maka pada kolom waktu yang sudah disesuaikan ditempel dengan stiker yang telah saya berikan. Pada hari terakhir, lemar checklist ini digunakan untuk mengevaluasi perilaku menyikat gigi responden setelah diberikan lagu MOGIGU.

Hari/
Tanggal
Kamis
26/9
Jumat
27/9
Sabtu
28/9
Minggu
29/9
Senin
30/9
Selasa
01/10
Rabu
02/10

PARAF
PAGI







MALAM













BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk manbah pengetahuan responden dalam menjaga dan meningkatkan keterampilan responden khususnya anak dalam menjaga kebersihan kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan media audio visual. Metode tersebut dirasa evektif digunakan untuk membimbing dan mengarahkan dalam menyikat gigi dengan baik dan benar. Karena dari hasil evaluasi kegiatan, responden dari yang sebelumnya tidak terbiasa menjadi senang menyikat gigi sesuai dengan lagu tersebut.

B.       Saran
1.      Bagi instansi pendidikan khususnya di bidanag kesehatan gigi dan mulut diharapkan dapat menambah keterampilan dan pemahaman di institusi pendidikan mengenai metode penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap keterampilan murid mengenai cara menggosok gigi khususnya di bidang audio visual.
2.      Bagi masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai dasar informasi, pengetahuan sekaligus pendidikan sebagai dasar pemahaman pengetahuan dan sikap untuk mendukung dalam penerapan pentingnya penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan ini dapat di berikan penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut.
3.      Bagi mahasiswa khususnya di bidang kesehatan gigi dan mulut daharapkan mampu digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi tenatng media-media penyuluhan khususnya dibidang audio visual.



DAFTAR PUSKATA
Dewi, Sekar Arum. 2011. Hubungan Pola Pemberian Makan dan Kebersihan Mulut Dengan Indeks Keparahan Karies Anak PAUD Yang Positif Karies. Skripsi Universitas Airlangga. Tidak dipublikasikan.
Grafindo. JakartaAsyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Jakarta ; Persada (GP) Press Jakarta
Mikail, B., & Chandra, A. 2011. 90% Anak SD di Bangka Sakit Gigi. (online), available: http://health.kompas.com, diakses pada tanggal 30 September 2019
Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Gigi Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung gigi. Jakarta:EGC
Ramadhan, N. 2012. Makalah Menggosok Gigi. (online), available: http://www.scribd.com, diakses pada tanggal 30 September 2019
 Sadiman, Arief S. dkk . 2005. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada
Salahudin, 1986. Pengertian Audio Visual Dalam Pembelajaran, PT. Raja
Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta: PT Elex Media
Sihite, Thamrin, 2011, Low Rank Coal Utilization in Indonesia, Clean Coal Day in Japan. Tokyo ; International Symposium
Sriyono, N.W. 2009. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Meningkatkan Kualitas Hidup. Yogyakarta: UGM.
Sunariyo. 2015. Kimia Farmasi. (J. Manurung, Ed.) Jakarta: Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.



LAMPIRAN

Gambar responden ketika sedang menyikat gigi

        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar